Selasa, 3 Januari 2017

Kebahagian itu Kesyukuran

'If we think happiness is getting everything that we want, then we'll end up having issues after we get them' - Dr Fadila Grine.

Suatu masa dulu, aku selalu ada perasaan yang berbaur 'mak ayah tak sayang aku, I am the black sheep of the family, yada-yada'. Teringat akan perkara-perkara yang aku tak dapat- nk beli pensil kaler Luna 24, mak tak kasi; nk pergi rombongan sekolah ke Cameron Highland, ayah tak kasi; kadang tu nak hangout with friends hujung minggu pun mak ayah tak benarkan. Minda aku terfokus kepada perkara kecil tersebut sehingga lupa akan perkara yang lebih besar - how my parents send me to school, give education, provide good shelter, food on the table etc. Kita mungkin beranggapan, rumah, pakaian, makanan is their tanggungjawab but tanggungjawab itu beranugerah besar, sebab some parents in other parts of the world, cant afford to prepare dinner on the table every night, let alone sending their kids to school.

Alhamdulillah, as I grow old and wiser, I can't thank Allah enough for my parents. Seriously, mereka yang terbaik (untuk aku), I learnt a lot from them, kebaikan mereka, dicontohi dan kesilapan mereka kita perbaiki dalam kita membangunkan organisasi kekeluargaan kita sendiri.

Kebahagian itu adalah kesyukuran. Jika kita asyik melihat kepada sudut sisi- kebahagian itu memperoleh apa yang kita hajati, sampai bila pun hati takan bahagia. Nafsu umpama meminum air lautan kala dahaga, semakin banyak di minum, semakin dahaga dan tidak memuaskan, malah membahayakan. Lihat lah apa yang ada di genggaman, mata yang boleh melihat, kaki yang boleh berjalan, dan badan yang sihat. Bersyukur dengan apa yang ada dan ingat janji Allah:

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Sifat syukur sama seperti sabar, perlu ditanam dari awal. Manusia yang tidak sabar akan menjadi dewasa yang baran dan pendengus, manakala, manusia yang kurang bersyukur akan menjadi manusia yang tidak bahagia. Dan keseluruh hidupnya akan menjadi satu bebanan yang tidak berkesudahan. Kita sering lihat atau terbaca akan kisah, orang tua yang ramai anak, dua tiga di depan mata, namun sang anak yang tidak di mata itu lah yang acapkali nama nya berdzikir di bibir. Sehingga rasa jengkel di pendengaran anak yang lain. Memang, dia rindu, tetapi jika dia merupakan seorang yang bersyukur, anak yang depan mata sudah sangat besar ertinya.

Bagaimana mahu menjadi manusia bersyukur?
Pertama sekali bersyukur lah kerana menjadi hamba Nya. Kenapa kita di pilih menjadi Islam? Kenapa kita di sini? Apa dunya ni sebenarnya?. Pelajari lah agama Allah nan indah ini. Baca Quran, kenali Rasullullah saw, para sahabat dan salafiyah. Solat jangan diambil ringan. Bersolat itu tanda kita bersyukur atas segala nikmat yang Allah beri- Memberi kita nilai kehambaan betapa kita tidak mampu melakukannya sendiri tanpa pertolongan Allah. Dan apabila telah lembut dan sedar hati ini akan ketidakupayaan diri, maka secara automatis, kita mudah untuk merasa redho dengan apa yang kita ada dan tiada, apa yang kita dapat dan tidak dapat.

Kesyukuran buahnya bahagia. Ada atau tiada, dapat atau tidak dapat, in any circumstances, bersyukurlah. Hidup ini hanya pentas ujian, mereka yang berjaya bukanlah mereka yang berpangkat besar, kaya, cantik atau banyak anak. Tetapi mereka yang berjaya adalah mereka yang bertaqwa, dan kesudahan nya Syurga.

Semoga Allah membimbing kita untuk menjadi manusia yang bersyukur berterusan. Ameen.

Akhir kalam,  (copy paste from other blog):

Nasehat Agar Selalu Mensyukuri Nikmat Allah
‘Umar bin Abdul Aziz berkata, “Ikatlah nikmat Allah dengan selalu bersyukur kepada-Nya.”
Hasan Al-Bashri berkata, “Bila engkau sering menyebut-nyebut nikmat yang Allah berikan padamu, itu merupakan pertanda adanya rasa syukur dalam hatimu.”
Abu Al-Mughirah berkata, “Setiap saat aku selalu tenggelam dalam samudera nikmat Allah Yang Maha Luas sehingga aku tak tahu lagi bagaimana cara mensyukurinya.”
Abu Hazim berakata, “Salah satu cara bersyukur yang bisa kau lakukan adalah, bila kau melihat sesuatu yang baik, ceritakanlah. Tapi, bila kau menyaksikan sesuatu yang buruk, diamlah dan simpanlah ia hanya untuk dirimu.”
Sesungguhnya banyak nasehat yang telah terucap, namun bagi hamba Allah yang selalu rindu pada Tuhan-nya satu nasehat pun sudah cukup baginya untuk terdorong selalu bersyukur kepada Allah. Maka bersyukurlah, niscaya nikmat itu akan ditambah Allah untukmu. Wallahu a’lam.
“Waspadalah bila kau lihat Tuhan-mu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu, sementara kau terus menerus mengerjakan maksiat terhadap-Nya.” (Mutiara Nahjul Balaghah, hal. 122)

Sekian notaneeza hari ini. Jumpa lagi insyaAllah. Assalamualaikum.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan